watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

JABLAY NIKMAT

Suatu siang aku iseng nyari makan siang di satu
mal. Makan cepat saji yang paling gampang
dicari adalah ayam goreng. aku pesan pahe
ayam goreng plus kentang plus soft drink
dingin. Selesai membayar, aku membawa
nampanku mencari tempat duduk yang kosong.
Mataku tertumbuk pada sesosok prempuan
muda, cantik, seksi dengan tonjolan besar
didadanya, tapi disebelahnya ada anak
prempuan kecil, mungkin 3 tahunan lah. Dia
memakai celana ketat dan tanktop yang juga
ketat, toket besarnya ngintip dari belahan tank
topnya yang rendah. Walaupun banyak tempat
duduk yang kosong aku nimbrung ja di meja
dimana prempuan cantik seksi dan anak
prempuan itu duduk. “Boleh join kan?”
Tanpa menunggu jawabannya aku langsung
meletakkan nampanku dimejanya dan duduk.
“O, silahkan ja pak”. “Cuma berdua saja”,
pancingku membuka pembicaraan. “Kan ber 3
dengan bapak”, jawabnya, wah menangkisnya
jago juga ni prempuan, pikirku. “Anaknya?
Cantik kaya mamanya”. “Bukan pak, bukan anak
saya”. “O, kirain anaknya, abis nyulik ya”,
candaku. “Ih bapak bisa aja. Ini anak tetangga,
tadi dititipkan ke rumah, katanya mo dijemput
lagi siang ini di sini”.
Dia menyuapi anak itu dengan nasi yang
dicampur dengan sop, karena sopnya masi
panas, ditiupnya sebentar sebelum disuapkan ke
anak itu. Si anak kelakuannya manis banget, gak
cerewet maksudku. “Belum punya anak, ato
belon nikah?” “Nikah si udah tapi belon dikasi tu
ma yang diatas”. “Minta dong”. “Ya sih, minta
tapi gak dilakuin”. Wah kliatannya mo curhat
neh. “Maksudnya gak dilakuin”. “Ya suami aku
gak ngelakuin ya mana mo dikasi ma yang
diatas kan”. “Kok bisa”. “Suami kerja dikapal
cargo, jadi seringnya diatas kapal katimbang
dirumah”. “O jadi jablay toh, kasian”. “Orang
sedih kok malah digoda”. “Ya udah, aku ja yang
membelai gimana”. “Genit ah”. Tengah
pembicaraan mulai mencair, datanglah seorang
prempuan, rupanya ini tetangganya, mo jemput
anaknya. aku diem saja, dan dia juga tidak
mengenalkan aku kepada tetangganya. Tetangga
tau diri juga karena dia mengajak anaknya pergi
setelah mengucapkan terima kasih atas bantuan
yang diberikan dia.
“Namanya siapa sih”. “Aku Sintia, bapak?” “aku
menyebutkan namanku, jangan panggil bapak
lah, formal amat”. “Abis mo dipanggil apa dong,
mas aja deh ya. kan semua lelaki Indonesia
dianggap jawa”. “Maksud kamu”. “Iya kadang
dah jelas2 namanya Hutagalung dipanggil mas
juga”. aku tertawa mendengar candanya. “Dah
brapa lama nikah?” “ampir 2 tahun mas”. “Wah
jablaynya dah lama dong ya. Mangnya gak tau
kerjaan suami sebelum nikah”. “Tau si, cuma
gak nyangka ja akan kaya gini”. “Ya udah, aku
temenin deh hari ini. Abis ini kamu mo kemana?”
“Gak kemana2 mas, Mo jalan ja”. Aku
menggandengnya meninggalkan tempat makan
dan masuk ke toko yang meruapak anchor
tenant di mall itu. Kami ngobrol ngalor ngidul ja
sembari membunuh waktu. Dia membiarkan
aku menggenggam tangannya erat. “Kamu kaya
istriku ja ya, jalan gandengan”. “Gak apa kan,
katanya mas blon nikah?’ “Iya sih, kaya orang
pacaran ya, padahal kamu istri orang”. “Biarin ja,
orangnya juga ninggalin aku terus kok”. “Pegel
nih jalan terus, kamu mo pulang gak?” “Gak ah
mas, dirumah juga mo ngapain?” “ketempatku
aja yuk”. “Mo ngapain ke tempat mas?’ “Ya
ngobrol, santai ja, kan asik cuma ber 2″. “Iya
deh”. Segera aku menggandengnya ke
basement dan meluncurlah mobilku menuju
kerumahku.
Sesampai dirumahku,dia duduk didepan tv, tv
kunyalakan dan aku mengambil minuman
untuknya. “Mas tinggal ndiri ya”. “Iya, mo
nemenin?” “Mau si, cuman kan aku dah punya
suami”. “Kalo suaminya pergi ya nemenin aku ja
disini”. “Maunya”. Kebetulan di tv ada siaran
ulang debat capres. “Kamu ngikuti debat ini?”
tanyaku. “Sambil lalu ja mas, debat cawapres
juga ngikuti sambil lalu”. “Terus komentar
kamu?” “Sayangnya Capres 3 gak berkolaborasi
dengan cawapres 1, kalo gak kan setanding
dengan calon ke 2 dan pilpresnya bisa 1 putaran
kan”. “O gitu ya, pandangan kamu luas juga ya”.
“Iya gak kaya mas, manangnya cuma disatu
tempat ja”, katanya menyindirku, yang dari tadi
hanya memandangi belahan toketnya yang
montok. “Habis kamu seksi sekali si, kok bisa ya
suami ninggalin istri yang bahenol kaya gini, pa
gak takut istrinya dicolek orang laen”. Dia
tersenyum manis. “Tadi kamu taen sekali
nyuapin tu bocah, dah pantes jadi mami”. “Iya
si, cuma ya itu problemnya”. “Iya jablay”.
Dia menanggapi obrolanku dengan santai juga,
kadang tanganku mengelus pahanya. “udah gak
tahan ya mas”, godanya sambil membiarkan
tanganku mengelus2 pahanya. Rabaanku
semakin lama membuatnya semakin napsu. Dia
membuka pahanya agak lebar. Melihat dia
mengangkangkan pahanya, tangganku bergerak
ke atas ke selangkangannya. Jari2ku mulai
mengelus belahan me meknya dari luar. “Mas”,
katanya, “Aku udah basah mas”. “Udah napsu
banget ya Sin, aku juga sudah napsu”.
Rumahnya besar ya mas”. “Iya, dibalakng ada
kolam renangnya, mo renang gak”. “Gak bawa
baju renang mas”. “Telanjang ja, repot amat si”.
“Ih si mas, maunya tu”. “Kamu juga mau kan”.
Dihalaman belakang ada kolam renang kecil yang
dinaungi oleh rimbunnya pepohonan yang ada.
Tembok tinggi menghalangi pandangan orang
luar yang mau mengintip ke dalam. Dia
langsung saja melepas tanktopnya, kemudian
celana ketatnya. Pakaian diletakkan di dipan yang
ada dipinggir kolam. Dipan itu ada matras
tipisnya dan dipayungi rimbunnya pohon. Aku
melotot memandangi tubuhnya yang hanya
berbalut daleman bikini. Karena CDnya mini,
jembutnya yang lebat berhamburan dari bagian
atas, kiri dan kanan CDnya. Segera dia mencebur
ke kolam, sementara aku membuka kaos dan
celananya, sehingga hanya memakai CD. kon
tolku yang besar, karena sudah ngaceng,
tercetak jelas di CDku. Kemudian aku pun nyebur
ke kolam, menghampirinya dan memeluknya.
Bibirnya kucium, lidah kami saling berbelit. Aku
menarik ikatan branya sehingga terlepas,
kemudian meremas2 toketnya sambil memlintir
pentilnya. Segera pentilnya menjadi keras.
“Toketmu kenceng ya Sin, pentilnya gede.”,
kataku. Dia diam saja sambil menikmati
remasanku . kontolku yang keras menekan
perutnya. “Mas, ngacengnya sudah keras
banget”, katanya. “Kita ke dipan yuk” Aku sudah
tidak bisa menahan napsuku lagi. Segera dia
keluar kolam membawa branya yang sudah
dilepas.
Dia telentang didipan, menunggu aku yang juga
sudah keluar dari kolam. Aku berbaring
disebelahnya, bibirnya kembali kucium dengan
penuh napsu dan aku kembali meremas2
toketnya sambil memlintir2 pentilnya. “Isep dong
Mas” pintanya sambil menyorongkan toketnya
itu ke wajahku. Langsung toketnya kuisep
dengan penuh napsu. pentilnya kujilatia.”Ohh..
Sstt..” erangnya keenakan. Aku mulai mengelus
jembutnya yg nongol keluar dari CDnya,
kemudian kususupkan jariku ke dalam CDnya.
Jariku langsung menyentuh belahan bibir me
meknya dan kugesek-gesekkan dari bawah ke
atas. Gesekanku selalu berakhir di it ilnya
sehingga menimbulkan kenikmatan yang luar
biasa. me meknya langsung berlendir, lendir
juga membasahi seluruh bagian dinding dalam
me meknya. “Oo.. Ooh! Uu.. Uuh!” desahnya
sambil menekan tanganku yang satunya untuk
terus meremas-remas toketnya. Dia sungguh
sudah tidak tahan lagi, “Mas, aku udah gak tahan
nih”.
Tali ikatan CDnya di kiri dan kanan pinggang
kugigit dan kutarik dengan gigiku sehingga
terlepas. Kedua kaki kukangkangkan sehingga
tampak jelas bulu jembutnya yang lebat. Aku
kembali meraba dan mengelus me meknya. Aku
menyelipkan jariku ke belahan me meknya yang
sudah basah dan menyentuh dinding dalam me
meknya. “Mas..! Aduuh! aku sudah enggak
tahan, udah pengen dimasukkin”, pintanya. Aku
tidak langsung memenuhi permintaannya,
malah jariku beralih menggosok-gosok it ilnya.
“Aduuh! mas..nakal!” serunya. Dia pun semakin
tidak karuan, diremasnya kon tolku yang sudah
keras sekali dari luar CDku.
Toketnya yang sudah keras sekali terus saja
kuremas2, demikian juga pentilnya. “Ayo dong
mas dimasukin, aku sudah benar-benar enggak
kuu.. at!” rengeknya lagi. Kemudian
kumasukkannya jariku ke dalam me meknya
yang sudah basah kuyup. Dengan tanpa
menemukan kesulitan jariku menyeruak masuk
ke dalam me meknya. me meknya langsung
kukorek2, dindingnya kugaruk-garuk. Benjolan
seukuran ibu jari yang tumbuh di dalam liang
me meknya kumainkan dengan ujung jarinya
hingga badannya tiba-tiba menggigil keras dan
digoyang-goyangkannya pantatnya mengikuti
permainan ujung jariku. Aku menelungkup
diselangkangannya dan langsung mengulum
Bibir me meknya.
Cairan yang membasahi sekitar
selangkangannya kujilati dan setelah bersih aku
kembali mengulum bibir me meknya. Kemudian
giliran itilnya mendapat giliran kukulum dan
kulumat dengan mulut. Jariku kembali
menyeruak masuk ke dalam me meknya, dia
benar-benar hampir pingsan. Tubuhnya kembali
terguncang hebat, kakinya jadi lemas semua,
otot-otot perutnya jadi kejang dan akhirnya dia
nyampe, cairan me meknya yang banjir
kutampung dengan mulut dan tanpa sedikit pun
merasa jijik kutelan semuanya. Dia menghela
napas panjang, aku masih dengan lahapnya
melumat me meknya sampai akhirnya
selangkangannya benar-benar bersih kembali.
me meknya terus kuusap2, demikian juga it ilnya
sehingga napsunya bangkit kembali. “Terus
Mas.. Enak..” desahnya. “Ayo dong Mas.. aku
udah gak tahan”. tetapi aku masih tetap saja
menjilati dan menghisap it ilnya sambil
meremas2 toket dan pentilnya.
Aku melepaskan CD, kon tolku yang besar dan
lumayan panjang sudah ngaceng keras sekali
mengangguk2. Dia kunaiki dan segera
mengarahkan kon tolku ke me meknya. Perlahan
kumasukkan kepala kon tolku. “Enak Mas..”
katanya dan sedikit demi sedikit aku
meneroboskan kontolku ke memeknya yang
sempit. me meknya terasa sesek karena
kemasukan kon tol besar, setelah kira-kira masuk
separuh lebih kon tol mulai kuenjot keluar
masuk. “Terus Mas.. kon tolmu enak” erangnya
keenakan. Aku terus mengenjot me meknya
sambil pentilnya kuhisap.
Belum berapa lama dienjot, aku mengajak tukar
posisi. Sekarang dia yang diatas. Diarahkannya
me meknya ke kon tolku yang tegak menantang.
Dengan liar dia kemudian mengenjot tubuhnya
naik turun. toketnya yang montok bergoyang
mengikuti enjotan badannya. Aku meremas
toketnya dan menghisap pentilnya dengan
rakus. “Mas.. kon tolmu besar, keras banget..”,
dia terus menggelinjang diatas tubuhku. “Enak
Sin?’ tanyakua. “Enak Mas.. en totin aku terus
Mas..” Aku memegang pinggangnya yang
ramping dan menyodokkan kon tolku dari
bawah dengan cepat. Dia mengerang saking
nikmatnya. Keringatnya menetes membasahi
tubuhku. Akhirnya, “Aku nyampe Mas” jeritnya
saat tubuhnya menegang merasakan nikmat
yang luar biasa. Setelah itu tubuhnya lunglai
menimpa tubuhku. Akumengusap-usap
rambutnya sambil mencium bibirnya.
Setelah beberapa saat, kon tolku yang masih
ngaceng dicabut dari dari me meknya. Dia
kutelentangkannya, dan aku naik ke atasnya.
Kembali me meknya kujilati. Kedua lututnya
kudorong sedikit ke atas sehingga bukit me
meknya lebih menungging menghadap ke atas,
pahanya lebih kukangkangkan lagi, dan lidah
kujulurkan menyapu celah-celah me meknya.
Lidah kujulurkan dan kugesekkan naik turun
diujung itil nya. Dia hanya bisa merasakan
nikmatnya sambil meremas- remas kon tolku
dengan penuh nafsu. Cairan lendir yang keluar
kembali dari me meknya dengan lahap kuhisap.
Bibirku terus mencium dan melumat habis bibir
me meknya. lidahku menjulur masuk ke dalam
me meknya dan sempat menyentuh dinding
bagian dalamnya. Saking dalamnya mulutku
menekan me meknya, hidungku yang mancung
menempel dan menekan it ilnya.
Dia kembali merasakan kenikmatan lebih, apa lagi
saat wajah dengan sengaja kugeleng-gelengkan
ke kiri dan ke kanan dengan posisi hidung tetap
menempel di itilnya dan bibir tetap mengulum
bibir me meknya sambil lidah terus mengorek
me meknya. Dia tak kuasa membendung
napsunya. “Oocch!Mas.. Teruu.. Uus! Aku
nyampe lagi mas”, suaranya semakin parau
saja. Digoyangkannya pantatnya mengikuti
irama gesekan wajahku yang terbenam di
selangkangannya. Dijepitnya kepalaku dengan
pahanya, badannya menggigil hebat bagaikan
orang kejang. ia menarik nafas panjang sekali,
semua cairan me meknya kuhisap dan kutelan
hingga habis semua cairan yang ada di sekitar
me meknya. Aku tetap dengan asyiknya
menjilati me meknya.Kemudian jilatanku naik ke atas, ke arah
perutnya. Lidahku bermain-main di pusarnya,
sambil meraba dan meremas kedua toketnya,
jilatanku juga semakin naik menuju toketnya.
Jengkal demi jengkal jilatanku semakin naik.
Mulutku sudah sampai ke dadanya. Kini giliran
toketnya kujilati, lidahku kini menari-nari di ujung
pentilnya. Sambil aku meraba-raba dengan
tangan kanan keselangkangannya, menggesek-
gesek it ilnya hingga me meknya basah lagi,
nafsunya naik kembali.
Sementara tangan kiri tetap meremas toketnya,
bibirnya kulumat. Dia membalas lumatan bibirku
dengan penuh nafsu, kujulurkan lidahku masuk
ke rongga mulutnya. Dia menghisap lidahku,
secara bergantian dia juga menjulurkan lidahnya
ke dalam mulutku dan kubalas dengan hisapan
pula.
Kini aku membetulkan posisi sehingga berada di
atasnya, kon tol ku sudah mengarah ke hadapan
me meknya. Dia merasakan sentuhan ujung kon
tolku di me meknya, kepala kon tol ku terasa
keras sekali. Dengan sekali dorongan, kepala kon
tolku langsung menusuk me meknya. Kutekan
sedikit kuat sehingga kepala kon tolku terbenam
ke dalam me meknya. Walau kon tol belum
masuk semua, dia merasakan getaran-getaran
yang membuat otot me meknya berdenyut,
cairan yang membasahi me meknya membuat
kon tolku yang besar mudah sekali masuk ke
dalam me meknya hingga dengan sekali
dorongan lagi maka kon tolku masuk kedalam
sarangnya, blee.. ess..
Begitu merasa kon tolku sudah memasuki me
mek nya, kubalik badannya sehingga kembali dia
berada di atas tubuhku, didudukinya batang kon
tolku yang cukup panjang itu. Digoyangkan
pantatnya, diputar-putar, dikocok naik turun
hingga kon tolku keluar masuk me meknya, aku
meremas- remas kedua toketnya. Lebih nikmat
rasanya ngen tot dengan posisi wot buat dia,
karena dia bisa mengarahkan gesekan kon tol
besarku ke seluruh bagian me meknya termasuk
it ilnya. Kini giliran aku yang tidak tahan lagi
dengan permainannya, aku menggelengkan
kepala menahan nikmat yang sebentar lagi
tampaknya akan ngecret. Aku memberikan aba-
aba padanya bahwa aku akan ngecret.
“Kita nyampe sama-sama..mas”, rintihnya
sambil mempercepat kocokan dan goyangan
pantatnya. “Aa.. Aacch!” Diapun nyampe lagi, kali
ini secara bersamaan dengan dia, bibir me
meknya berkedutan hingga meremas kon tolku.
Pejuku dan lendir me meknya bercampur
menjadi satu membanjiri me meknya. Karena
posisinya berada diatas, maka cairan kenikmatan
itu mengalir keluar merembes melalui kon tolku
sehingga membasahi selangkanganku, banyak
sekali dan kurasakan sedikit lengket-lengket agak
kental cairan yang merembes keluar itu tadi.
Kami berdua akhirnya terkulai lemas di dipan.
Posisinya tengkurap di sampingku yang terkulai
telentang memandang rimbunnya dedaunan.
“Mas, pinter banget sih ngerangsang aku sampe
berkali2 nyampe, udah gitu kon tol mas kalo
udah masuk terasa sekali gesekannya, abis gede
banget sih”, katanya. “me mekmu juga nikmat
sekali Sin, peret banget deh, kerasa sekali
cengkeramannya ke kontolku”, jawabku sambil
memeluknya. Kami berdua sempat tertidur
cukup lama karena kelelahan dan tiupan angin
sejuk sepoi2. Ketika terbangun, kami masuk ke
rumah, aku mengajaknya mandi. “Kita mandi
sama-sama yuk!” ajakku, “Badanku lengket
karena keringat”.
Kami masuk ke rumah menuju ke kamar mandi
beriringan sambil berpelukan, bertelanjang bulat.
Kamar mandinya tidak terlalu besar namun
cukup bagus, ada ruangan berbentuk segi empat
di dalam kamar mandi, bentuknya kira-kira
seperti lemari kaca. Kami berdua masuk ke
dalamnya dan menyalakan shower, aku dan dia
saling bergantian menggosok tubuh kami,
demikian pula saat menyabuni tubuh kami
lakukan bergantian, saling raba, saling remas,
bibir kami saling pagut bergantian. Dia
menjulurkan lidahnya ke dalam mulutku yang
kusambut dengan hisapan, dan secara
bergantian pula kujulurkan lidahku ke dalam
mulutnya. Diapun menyambutnya dengan
lumatan. Rabaan tanganku berpindah ke
toketnya. Kuremas-remasnya toketnya yang
mulai mengencang lagi pertanda napsunya
bangkit lagi. Dia pun tidak mau kalah, diraihnya
kon tolku yang kembali sudah berdiri tegak dan
dikocok-kocok lembut. Ujung kontolku sesekali
menyenggol bagian depan pangkal pahanya.
“Betul kan, kalo cewek jembutnya lebat pasti
napsunya besar, kaya kamu ya Sin”, katanya.
Kuarahkan kon tolku ke belahan bibir me
meknya. Dengan menggunakan tanganku,
kugesek- gesekkan ujung kon tolku ke belahan
bibir me meknya. Kutempelkan ujung kon tolku
ke ujung it ilnya dan kugesek-gesekkan naik
turun. Kini me meknya kembali mengeluarkan
cairan bening. Lalu aku mematikan shower
sambil duduk di samping bathtub. Dia
kudipangku dengan posisi memunggungiku.
kon tolku yang sudah ngaceng keras kembali
kumasukkan ke dalam me meknya dalam posisi
seperti itu. Karena kondisi bathtub yang sempit
mengharuskan posisinya merapatkan pahanya,
maka me meknya menjadi kian sempit saja.
Awalnya agak sulit juga kon tolku masuk
kedalam memeknya.
Tetapi dengan sedikit bersusah payah akhirnya
ujung kontolku berhasil menyeruak ke dalam me
meknya yang dibantu dia dengan sedikit
menekan badannya kebawah, dan diangkatnya
kembali pantatnya hingga lama kelamaan
akhirnya berhasil juga kon tolku amblas semua
ke dalam memeknya. Dengan posisi begini
membuatnya harus aktif mengocok kontolku
seperti di kolam renang tadi dengan cara
mengangkat dan menurunkan kembali
pantatnya, sehingga me meknya bisa meremas
dan mengocok-ngocok kontolku. kontolku terasa
sekali menggesek-gesek dinding bagian dalam
me meknya. Saat dia duduk terlalu ke bawah,
kon tolku terasa sekali menusuk keras me
meknya, nikmat yang kurasakan tidak dapat
kulukiskan dengan kata-kata lagi.
memeknya semakin lama semakin basah
sehingga keberadaan kon tolku dalam me
meknya sudah tidak sesesak tadi. Kini dia pun
sudah tidak kuat lagi menahan napsuku. Dia tidak
mampu lagi mengangkat dan menurunkan
pantatnya seperti tadi, kini dia hanya bisa
terduduk dalam posisi kon tolku masih tertancap
di dalam me meknya. Digoyang-goyangkan saja
pantatnya sambil duduk di pangkuanku.
Aku sedari tadi asyik meremas kedua toketnya.
pentilnya kucubit dan kupilin-pilin sehingga
menimbulkan sensasi tersendiri baginya. Aku
tidak mampu bertahan lama merasakan
goyangan yang dia lakukan. “Aduuh..! Sin, hebat
banget empotan memek kamu! Aku hampir
ngecret nich!” seruku sambil tetap memilin
pentilnya. “Kita keluarin sama-sama yuk!”
sahutnya sambil mempercepat goyangannya.
Aku sudah benar- benar tidak mampu bertahan
lebih lama lagi hingga dia kudorong sedikit ke
depan sambil aku berdiri, sehingga posisinya
menungging membelakangiku, tetapi kontolku
masih menancap di dalam memeknya. Aku
berdiri sambil mengambil alih permainan, aku
mengocok-ngocokkan kon tolku keluar masuk
memeknya dalam posisi doggy style.
“Aa.. Aacch!” kini gilirannya yang menyeracau
tidak karuan. Aku merasakan kedutan-kedutan di
dalam me meknya, terasa sekali semburan
hangat yang menerpa dinding me meknya,
pejuku langsung muncrat keluar memenuhi
memeknya. Bersamaan dengan itu, dia pun
mengalami hal yang serupa, kurasakan kedutan
me meknya berkali- kali saat dia nyampe. Kami
nyampe dalam waktu hampir bersamaan hingga
memeknya kembali penuh dengan cairan birahi
kami berdua, saking penuhnya sehingga tidak
tertampung seluruhnya. Cairan kami yang telah
tercampur itu, meleleh keluar melalui celah me
meknya dan merembes keluar hingga
membasahi perutnya karena posisinya masih
setengah menungging saat itu. Kami pun
melanjutkan mandi bersama-sama bagaikan
sepasang pengantin baru.
Setelah selesai mandi dan mengeringkan tubuh
kami masing-masing dengan handuk, dengan
bertelanjang bulat kami menuju ke ruang
makan. Aku mengeluarkan buah2an dari lemari
es dan berkata “Kamu makan buah2an ini dulu
ya, nanti aku belikan makanan”. “aku mau tidur
saja, cape dienjot terus sama mas”, katanya.
“Tapi enakkan?” kataku lagi sambil mengenakan
pakaiannya. “Enak banget mas, aku masih mau
lagi lo mas”, jawabnya sambil mulai mengupas
buah. “So pasti, aku ajak kamu kesini kan untuk
ngen tot sampe loyo. Aku pergi dulu ya”, sambil
mencium pipinya. “Hati2 ya mas, aku nungguin
lo”. Seperginya aku, dia berbaring sambil
memakan buah2an. Dia makan beberapa potong
sehingga akhirnya dia merasa kenyang dan
mengantuk lagi. Dia berbaring di sofa dan
akhirnya tertidur. Diluar dah gelap, dah lewat
magrib.
Ketika aku kembali membawa makanan, dia
masih tertidur. Terangsang juga aku melihat dia
terkapar terlelap dalam keadaan telanjang bulat
seperti itu. Toketnya yang besar turun naik
seirama tarikan napasnya. Perutnya yang rata
dihiasi dengan puser yang seksi dan
diselangkangannya bergerombol jembut yang
lebat. ontol langsung bereaksi dengan sikap
sempurna, alias ngaceng lagi. Tetapi perut dh
minta diisi. Aku membangunkannya dengan
mengelus2 toketnya. “Makan yuk”. “Abis itu
maen lagi ya mas”. “Bole ja, asal kamu gak
lemes”. “Gak apa lemes mas, aku kan gak
pernah ngerasain nikmat dientot seperti sekarang
ini. Mas sering2 ngen totin aku ya mas”. “Itu
mah bisa diatur kok, kalo suami kamu pergi”.
Kami menyantap makanan yang aku beli sampe
tandas. Sama2 laper karena enersi terkuras ketika
bertempur tadi.
Setelah selesai makan, dia membantu aku
membereskan peralatan makan, melap meja
makan, kemudian kekenyangan kami duduk lagi
di sofa didepan tv. tv kunyalakan tapi gak ada
acara yang menarik. Dia bersender ke aku.
“Kamu tu seksi banget deh Sin, ngeliat kamu aku
ngaceng terus tuh. Heran ja, kok suami kamu
bisa ninggalin bidadari seksi yang merangsang
kaya kamu itu”. “Gak tau deh mas, jangan
ngomongin dia deh, kan mas mo bikin aku
terkapar lagi”. Aku memeluknya dan mulai
memerah toketnya. aku terus saja meremas
toketnya, malah sambil memlintir2 pentilnya,
perlahan pentilnya mulai mengeras. “Sin, enak
nggak diginiin?” sambil tanganku terus
meremas-remas toketnya. “Mas, aah”, napsunya
makin meninggi. Sambil toketnya kuremas
terus, aku menjilati seluruh tubuhnya, mulai dari
ujung kepala sampai ujung kaki. Kujilati pula
toketnya, kusedot pentilnya sampai dia gemetar
saking napsunya. Kakinya dan kedua pahanya
yang mulus itu dibukanya supaya bisa kuelus2,
dengan satu tangan masih meremas toketnya.
Setelah itu me meknya kujilatin dengan lidahku
yang kasar. Bukan hanya bibir me meknya aja
yang kujilatin, tapi lidahku juga masuk ke me
meknya, dia jadi menggelinjang nggak
terkontrol, wajahnya memerah sambil
terdongak keatas.
Melihat napsunya sudah naik, aku melepas
seluruh pakaian dan celananya. Dia diam aja.
kontolku yang besar sekali sudah ngaceng
dengan keras. Dia hampir tak dapat
memegangnya dengan kedua tangannya.
“Dikocok Sin”, pintaku, dia nurut saja dan
mengocok kontolku dengan gemas, makin lama
makin besar dan panjang. “Sin diemut dong”,
kataku keenakan. Aku berdiri disamping sofa dan
dia duduk sambil mengarahkan kon tol yang ada
digenggamannya ke arah mulutnya. Dia
mencoba memasukkan kedalam mulutnya
dengan susah payah, karena besar sekali jadi
dijilati dulu kepala kon tolku. Aku mendesah2
sambil mendongakkan kepala. Dia bertanya
“Kenapa mas”. “Enak banget, terusin Sin, jangan
berhenti”, ujarku sambil merem melek
kenikmatan. Dia meneruskan aksinya, menjilati
kon tolku mulai dari kepala kontolku sampai ke
pangkal batang, terus ke biji pelirnya, semua di
jilatin. Dia mencoba untuk memasukkan kedalam
mulutnya lagi, udah bisa masuk, udah licin
terkena ludahnya.
Aku memegangi kepalanya dengan satu tangan
sambil memaju-mundurkan pantatku, mengen
toti mulutnya. Sedang tanganku satunya lagi
meremas toketnya sebelah kanan. gerakanku
semakin lama semain cepat. aku menghentikan
gerakannya. kontol ku keluarkan dari mulutnya.
aku menaiki tubuhnya dan mengarahkan kon
tolku ke toketnya. “Sin, aku mau ngerasain kon
tolku kejepit toket kamu yang montok ya”. Dia
paham apa yang aku mau, dan aku kemudian
menjepit kon tolku di antara toketnya. “Ahh..
Enak Sin. Diemut enak, dijepit toket juga enak.”,
erangku menahan nikmat jepitan toketnya. Aku
terus menggoyang kon tolku maju mundur
merasakan kekenyalan toketnya. Sampai
akhirnya “Aduh Sin, sebentar lagi aku mau
ngecret, keluarin di mulut kamu ya”. “Jangan
mas, di me mekku saja”, jawabnya. Dia tidak
ingin merasakan peju dimulutnya, lebih baik
dingecretkan di memeknyakarena dia ngerasain
nikmat yang luar biasa.
Akupun naik keatasnya sambil mengarahkan kon
tolku ke me meknya. Aku mulai memasukkan
kon tolku yang besar dan panjang itu ke
memeknya, sampai dia merem melek keenakan
ngerasain me meknya digesek kon tolku. Aku
mulai menggerakkan kon tolku keluar dan
masuk dimemeknya yang sempit itu. Dia mulai
merasakan nikmat yang tak terkatakan, luar biasa
enak sekali rasanya. Secara naluri dia
menggerakkan pantatnya kekanan dan kekiri,
mengikuti gerakan kon tolku yg keluar masuk,
wuihh tambah nikmat. terlihat diwajahku bahwa
aku menikmati sekali gesekkan kon tolku di me
meknya. Tubuhku bergoyang-goyang maju
mundur, aku memperhatikan kon tolku sendiri
yang sedang keluar masuk di me meknya.
Selang beberapa saat, aku mengajak ganti posisi,
dia pasrah aja.
Dia kusuruh nungging dan aku menyodokkan
kon tolku dari belakang ke me meknya. Nikmat
sekali permainan ini. “Ennngghh…” desahnya tak
keruan. Sambil menggoyang pantatnya maju
mundur, aku memegangi pinggulnya dengan
erat, terasa nikmat yang luar biasa. Tidak tahu
berapa lama aku menggenjot me meknya dari
belakang seperti itu, makin lama makin keras
sehingga akhirnya dia nyampe lagi “Mas, enjot
yang keras, nikmat sekali rasanya”, jeritnya. Aku
mengenjot kontolku lebih cepat lagi dan
kemudian pejuku muncrat didalam me meknya
berulang-ulang, banyak sekali. ‘crottt, croooth..,
crooootttthh…’ Dia merasa me meknya agak
membengkak akibat disodok oleh kon tolku yang
besar itu. “Sin, memek kamu luar biasa deh
cengkeramannya, nikmat banget. Kerasa sekali
gesekannya dikontolku”, kataku sambil
terengah2.
Setelah istirahat beberapa saat, aku bertanya
padanya “Gimana Sin?”. “Enak sekali mas,
rasanya nikmat sekali, memekku sampe sesek
kemasukan kontol mas, abis gede banget sih”,
jawabnya. Aku mencabut kontolku yang sudah
lemes dari me meknya. kontolku berlumuran
pejunya dan cairan me meknya. Mungkin saking
banyaknya aku ngecretin peju
dimemeknya.”Cape ya Sin”. “Iya mas, malem ini
aku nginep disini ya mas, boleh kan”. “Boleh
banget, kita bisa ngentot all nite long kan”. “Wah
mau dong”.


Adult | GO HOME | Exit
1/1086
U-ON

inc Powered by Xtgem.com